Kamis, 19 Desember 2013

{ Junior Master } Inventarisasi Pemain , bukan seleksi Pelatihan Nasional



Untuk kali pertama PP PBSI menggelar ajang Junior Master di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, 16-20 Desember 2013. Ajang ini melibatkan 16 pemain pemilik ranking nasional terbaik untuk tunggal putra-putri dan 8 pasangan ganda putra-putri Kelompok Umur Remaja (U-17) dan Taruna (U-19). Mereka ini tampil di ajang ini semata-mata untuk tujuan inventarisasi pemain.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PP PBSI Anton Subowo dalam jumpa pers di Pelatnas Cipayung, Senin (16/12) siang. Menurut Anton, Junior Master memiliki tujuan untuk melihat seperti apa potensi yang dimiliki para pemain muda Indonesia. Ajang ini semata-mata ditujukan untuk menginventarisasi pemain-pemain muda yang merupakan harapan untuk masa depan kita.

“Ini untuk pertama kali ajang Junior Master diselenggarakan. Kami membuka pintu seluas-luasnya bagi para pemain muda kita dan juga memberikan program-program pelatihan sejak dini untuk mempersiapkan para pemain junior untuk bisa berprestasi di masa depan,” ujar Anton.

Dengan alasan seperti itu, maka Junior Master bukanlah menjadi ajang seleksi para pemain muda untuk dipromosikan masuk ke Pelatnas Cipayung. Kegiatan ini cuma untuk menginventarisasi dan melihat seperti apa potensi para pemain remaja dan taruna terbaik Indonesia saat ini.

“Jadi, jangan sampai keliru kalau ada anggapan bahwa Junior Master ini digunakan sebagai ajang seleksi nasional untuk masuk ke Pelatnas Cipayung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengiventarisasi pemain taruna dan remaja,” tegas Anton.


Ditambahkan oleh Anton, selama ini ada anggapan bahwa PP PBSI sepertinya cenderung pasif dalam proses seleksi penerimaan pemain. Karena itu, pola pikir seperti itu harus diubah. Sekarang, induk organisasi bulutangkis nasional begitu proaktif untuk melakukan sosialisasi ke klub dan pengprov menyangkut kriteria pembinaan pemain muda yang akan dibina untuk meraih target-target tertentu di masa mendatang, entah itu untuk persiapan ke Thomas-Uber 2014, Kejuaraan Dunia 2015, Olimpiade 2016, dan seterusnya.

 “Kita proaktif ke klub dan pengprov.  Dulu kita hanya menerima apa adanya dari klub. Sekarang  kita menyusun kriteria, seperti apa pemain berkualitas yang kita butuhkan. Ini yang kita sampaikan ke klub, kita maunya kriterianya seperti ini dan bukan seperti dulu yang hanya menerima
dari klub,” tambah Anton.

Menurut Kabid Pengembangan PP PBSI, Basri Yusuf, pihaknya telah menyusun sebuah kriteria dan komposisi penilaian bagi para peserta Junior Master. Ketrampilan dan teknik permainan memiliki bobot penilaian sebesar 60 persen, lalu 30 persen menyangkut kebugaran fisik, dan 10 persen sisanya
merupakan hasil evaluasi panel yang diisi pelatih.

Sosialisasi kegiatan Junior Master ini pun sudah jauh-jauh disampaikan ke klub dan pengprov di Tanah Air. Dengan begitu, diharapkan bahwa ke depan PBSI akan memiliki standar dan parameter yang seragam dan jelas dalam membuat penilaian terhadap potensi pemain muda.

Khusus penilaian fisik,  menurut Basri meliputi lima jenis tes. Para pemain harus menjalani sejumlah tes, seperti court agility, beep test, skipping rope, vertical jump, dan standing broad jump. Tes-tes jenis ini harus dilakukan, karena unsur-unsur tersebut sangat diperlukan untuk menunjang penampilan pebulutangkis di tengah lapangan.

”Lewat sejumlah tes-tes seperti tersebut, niat kita memang untuk mencari potensi pemain yang betul, bukan potensi yang kebetulan.  Dari ajang ini kita memiliki paramater fisik dan teknik yang terbaik. Memang belum sempurna, namun mulai sekarang PBSI  paling tidak sudah ada satu standar yang bisa menjadi parameter. Mudah-mudahan standar ini bisa tinggi, karena kita biasa main di kelas internasional,” jelas Anton lagi.

Ditambahkan oleh Eddyanto Sabarudin, Kasubid Turnamen dan Perwasitan PP PBSI, dari 16 pemain tungga putra-putri, nanti akan dibagi dalam empat grup, dengan masing-masing grup terdiri dari empat pemain. Begitu juga di kelompok ganda yang dibagi dalam dua grup. Mereka akan terus bertanding
secara round robin untuk melihat sejauh apa potensi ketrampilan teknik para pemain.

Hasil akhir dari pertandingan ini kelak akan disusun ranking. Selain mendapatkan ranking terakhir, para pemain juga disediakan hadiah uang pembinaan sebesar Rp100 juta untuk U-19 dan Rp50 juta untuk U-17. Pertandingan akan digelar pada Selasa-Kamis (17-19/12). Pada hari terakhir tes, Jumat (20/12), akan digelar tes fisik. Hasil penilaian akan diumumkan
pada Jumat petang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar